Workshop K-13, Pelatihan Kurikulum dan Arah Masa Depan Mafaza

Bantul – MA. Mafaza merupakan madrasah yang ingin menaati kurikulum yang ditetapkan pemertintah. MA. Mafaza yang awalnya mengikuti KTSP, muali tahun ini beralih pada Kurikulum 2013 (K-13). Di hari selasa, 15 Agustus, MA. Mafaza melaksanakan Workshop K-13 untuk semua guru yang mengajar di madrasah tersebut. Acara ini dimulai dengan nafiri kalam ilahi yang dibacakan oleh Ust. Idris, M. Hum. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh kepala madrasah, M. Rifa’i, M. Hum. Menurutnya, pelaksanaan workshop ini adalah untuk meningkatkan kinerja para pengelola, guru, dan karayawan yang turut ikut mengembangkan MA. Mafaza. Dengan harapan dapat menambah dan meningkatkan kualitas madrasah dari segala sisi.

Sambutan yang kedua disampaikan oleh pembina Yayasan  Al-Islah Yogyakarta, Drs. Sunardi Syahuri, yang menyampaikan bahwa MA. Mafaza ini merupakan tempat pengembangan potensi mereka (red, siswi-siswa) yang secara finansial kurang mampu. “Saya sudah pensiun jadi pegawai negeri, tapi saya tidak pensiun jadi guru. Karena ini ladang beramal baik kita”, sambutnya dalam membina peserta yang berjumlah 21 guru itu. Ini merupakan suntikan spirit mengajar yang ikhlas.

Workshop yang dilaksanakan dari jam 9 itu, disambut juga oleh Kasi Kurikulum Kanwil Kemenag DIY, Drs. Mustholih, M.A. Dalam pembinaan tersbut, dia mengutarakan bahwa dalam lembaga pendidikan memang seringkali terjadi perubahan peraturan, termasuk kapan bolehnya suatu madrasah menggunakan K-13. “MA. Mafaza ini sudah layak menggunakan kurikulum tersebut. Walau SK-nya belum turun”, tuturnya.

Detak jarum jam menunjukkan pukul 10 WIB, pemateri workshop K-13 memasuk ruangan pelatihan, Drs. Faizuz Sa`bani namanya. Dia menyampaikan beberapa hal terkait perubahan istilah dari KTSP ke K-13, di antaranya: penilain, pembelajaran, pembuatan KKM, dll. Dia termasuk trainer yang sangat antusias. Hal tersebut tampak pada sela-sela penyampaian materi panjang, ia juga mengetengahkan pengalaman-pengalaman di masa muda dan proses karirnya dalam bidang pendidikan. Faizuz Sa`bani sebagai pengawas Madrasah Kemenag Gunungkidul, sekaligus Ketua Pokjawas Madrasah DI Yogyakarta.

Ada banyak hal yang disampaikan olehnya terkait sepirit para guru dan pengembangan metode pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Di antaranya; di masa kuliah, dia telah menjadi pembina panti asuhan  pada tahun 1984.

Dalam pelatihan ini, Faizuz memulai dengan memotivasi para peserta. Bercerita tentang sekolah Angkasa yang telah menjadi sekolah pilihan, yang mana dapat memberikan kesejukan. Di sana, kepala sekolah merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasan yang islami.

“Sebuah mimpi. Mimpi keberhasilan MA. Mafaza. Akan dibawa ke mana ini MA. Mafaza. Kita harus menentukan target agar ada ruh dalam mengajar. Madrasah ini akan menjadi lembaga yang besar. Kita harus menentukan tujuan utama apa yang akan dicapai”, tegasnya sambil berapi-api.

Dia berjalan ke tengah peserta yang membentuk huruf U, “Untuk meningkatkan madrasah yang marketabel, maka harus ada program unggulan yang bisa dilakukan oleh madrasah. Agar ada daya tawar yang bisa dimimpikan oleh masyarakat umum. Untuk menwujudkan mimpi, mari kita sering duduk bareng dan saling evaluasi. Hal ini harus dimulai dari guru masing-masing”, dan “Jangan paksakan anak paham semua pelajaran” pungkasnya.

Workshop ini jeda sejenak, para peserta yang terdiri dari kepala madrasah, wakil-wakilnya, para guru dan karyawan MA. Mafaza ber-ishoma antara 11.30 s.d 12.40. Kegiatan dilanjutkan lagi, sampai titik akhir workshop pada jam 14. 00 dan foto bersama di ruangan yang masih wangi itu walau cuaca agak panas. (MR)

2 komentar untuk “Workshop K-13, Pelatihan Kurikulum dan Arah Masa Depan Mafaza”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *