Bantul – “Ust, sudah jam satu, minta tolong pencetin belnya”, pinta Imam anak kelas X putra dengan wajah girang pada guru di kantor madrasah. Tampak antusias mereka dalam mengikuti kegiatan pramuka setiap Jumat siang. Setelah bel berdiring, mereka memadati lapangan Mafaza yang multiguna itu. Peserta putri membentuk barisan di sayap Barat dan yang putra di sayap Timur. Kak Putri dan Kak Rafli mempersiapkan pasukan yang berseragam coklat muda dan tua tersebut.
Latihan pramuka menjadi kegiatan ekstra kurekuler MA. Mafaza yang wajib diikuti oleh setiap siswa. Sudah pasti, Pramuka mengajarkan kedisiplinan tingkat tinggi dan menerapkan loyalitas kebersamaan. Ini tampak pada sebutan antara “kakak” pembina dan “adik” yang dibina. Dalam praktik di madrsah ini, mereka memang tampak akrab antara pembina dan semua peserta.
Satyaku kudarmakan dan darmaku kubaktikan. Kredo ini yang menjadi kode kehormatan dan motto yang sekaligus sebagai semboyan ampuh dalam gerakan Pramuka. Selain itu, mereka juga mendalami SMS (Smaphore, Morse dan Sandi) yang menjadi ciri khas dalam laku Pramuka. Mereka banyak belajar di alam terbuka dan juga di kelas ketika membutuhkan papan tulis untuk penyampaian materi.
Mafaza berusaha mencetak generasi yang unggul dalam ragam bidang. “Mereka sekarang sudah tingkat Bantara. Bisa dibilang mereka cetakan dalam nyelesain tugas ataupun game Pramuka”, tegas Kak Putri penuh spirit dalam membina mereka. sisi lain, siswa dan siswi diharapkan tidak hanya salih pengetahuan dan salih spiritual, tapi juga salih lingkungan dan sosial. Pramuka banyak berperan dalam pembentukan kesalihan tersebut. Ini juga didukung oleh program unggulan madarasah yang berupa kegiatan Adiwiyata. (MR)