LOMBA UPACARA MEWAKILI BANGUNTAPAN

LOMBA UPACARA MEWAKILI BANGUNTAPAN

Kamis 22 September 2022 terlaksana lomba upacara dalam tingkat Kabupaten Bantul. Lomba ini diikuti oleh seluruh perwakilan SMA/ MA tingkat Kecamatan Se-kabupaten Bantul. Lomba upacara di MA Mafaza diikuti oleh seluruh murid dan perwakilan guru yang bertempat di lapangan olahraga kampus MA Mafaza Ketandan. Lomba dinilai oleh beberapa elemen seperti dari Koramil, PPI, dan Perwakillan dari Kabupaten Bantul.

Acara lomba dimulai pada pukul 07.30 dan tim juri sudah mulai untuk menilai. selama pelaksanaan murid yang menjadi petugas upacara melaksanakan tugasnya secara baik seperti apa yang telah mereka latih. Dibawah langit yang mendung upacara masih bisa dilaksanakan secara hikmat tanpa ada kendali apapun. Santri dan santriwati yang mengikuti upacara dapat melaksanakan upacara tanpa ada yang sakit. Mengenakan setelan putih, bersyal merah dan berpeci hitam para petugas upacara melaksanakan secara tenang tanpa terbebani dalam rangka dinilai untuk lomba.

Selaku pembina upacara Zulkaisi Dwi Pangarso, S.Pd menyampaikan untuk selalu mencintai negara ini sebagai bentuk bakti kita untuk negeri. “dalam lagu Indonesia Raya 3 stansa terdapat harapan-harapan penulis lagu untuk bangsa ini, S’lamatlah rakyatnya, S’lamatlah putranya, Pulaunya, lautnya, semuanya”. Dalam penutup beliau mengutip perkataan dari Mentri Keuangan Sri Mulyani “Cintailah negri ini walaupun itu melelahkan, karena mencintai negri ini, memang sangat melelahkan”.

Setelah acara dilanjutkan dengan pemaparan evaluasi dari berbagai elemen yang datang yaitu Depag, koramil, kapanewon, Purna Paskibraka (PPI), Tim Kabupaten Bantul, Polres bantul, dan Satpol PP. Dalam evaluasi para penguji dan tamu memberikan penilaian yang baik dengan beberapa catatan minor. Secara umum dalam pemaparan tim juri dan penilik menilai baik dan perlu untuk dilaksanakan lebih sering dan dilaksanakan seperti ini pada hari hari besar nasional.

Menurut Bapak Kapten CHB Hermanto dari Danramil 05/Banguntapan upacara dipandang penting sebagai salah satu cara untuk menjaga keutuhan Indonesia. “Suatu pemerintahan atau generasi akan hancur jika tidak mengenal sejarahnya dan membela negaranya.” Sebagai penutup dari sambutannya beliau berpesan untuk tidak berhenti di hal ceremonial seperti ini sampai ke esensial dari upacara tersebut yaitu mencintai negeri. “Bukan masalah menang kalah tetapi tentang wahana pembinaan generasi muda terkhusus di wilayah Bantul” tutur beliau.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *