Oleh Ariska Putri
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri yang bernama Joko dan Srijeng, mereka tinggal di desa Kembung, Kecamatan Luweh, Kabupaten Nafkah Indah. Si Joko pun juga terkenal sebagai “SUSI”. Suami takut istri. Ini semua karena si Srijeng yang terkenal galak, uuuuuuhhhh apalagi kalau pas marah, udah kaya kucing melahirkan. Sadis.
Saat ini kondisi Srijeng memang mudah marah, karena memang ia sedang dalam kondisi hamil anak keduanya, anak pertamanya laki-laki dan lahir dengan selamat dan semoga anak yang kedua ini juga lahir pada waktunya, aliasnya juga selamat. Akhir-akhir ini semua pekerjaan rumah yang ngerjain si Joko.
Seperti hari-hari biasanya, ia pagi-pagi harus memulai untuk membereskan rumah, namun kali ini ia merasa begitu lelah dan bosan dengan itu semua, dan ia berpikiran untuk kabur dari rumah, kemudian mencari hiburan diluar sana, ketika Srijeng sedang membeli sayuran pada tukang sayur yang biasa berhenti didepan rumahnya, kalau udah ada tukang sayur, wahhh pastilah ibu-ibu langsung berkumpul untuk ngegosipin tetangga yang lain.
Ketika itu, si Joko memanfaatkan kesempatan untuk kabur lewat pintu belakang, tanpa harus ketahuan oleh sang istri, rencanapun berjalan dengan mulus, ia berhasil kabur dari rumah dan pergi ke warung tempat biasanya ia nongkrong bersama temna-temannya, banyak laki-laki yang datang ke warung itu, sebuah warung sederhan, namun selalu ramai pengunjung. Itu semua disebabkan karena rasa masakannya yang enak serta pelayannya yang masih gadis menjadi daya tarik tersendiri bagi warung itu. Pemiliknya memberi nama warung itu dengan nama yang kreatif, yaitu “warung nafas istri”.
Ketika Srijeng selesai belanja sayuran ia langsung pulang dan mencari Joko, tetapi Srijeng tidak menemukan si Joko, kemudian ia marah dan mengamuk, dan rasa marahnya itu ia lampiaskan dengan menbuangi alat-alat perkakas yang ada di dapur. Ibu-ibu yang tadinya sedang belanja pun mendengar amukan Srijeng langsung lari ketakutan, Srijengpun langsung pergi ke sekeliling desa untuk mencari Joko, kondisi seperti ini memang sudah biasa, tapi untuk kali ini luarrr biasssssa..
Srijeng terus berteriak mencari Joko, dan saat Srijeng berada di dekat warung Nafas Istri, para lelaki yang adapun langsung memberitahu si Joko, mata Jokopun dengan spontan langsung terbelalak, dan tanpa banyak basa basi lagi ia pun langsung berpesan kepada teman temannya “jika nanti Srijeng nyariin aku, jawab aja nggak tau ya, intinya kalian semua Jokondo kondo.”
Jokopun bersembunyi di balik punggung teman temannya, tak lama kemudian Srijeng pun datang, dan ia langsung bertanya kepada teman teman Joko “di mana Joko.” Tanya Srijeng, dari belakang Joko membisiki teman di depannya “ssstttt…..Jokondo kondo.” Perintah Joko, salah satu temannya yang bernama Udin, langsung menjawab pertanyaan Srijeng “lho kok kamu Tanya ke kami, bukannya dia selama ini sudah jarang keluar rumah?”, jawab Udin, teman Joko yang bernama Afif juga ikut menjawab “dia tidak kesini.”
Srijeng pun tambah marah dan langsung pergi tanpa berpamitan, setelah itu Joko keluar dari persembunyiannya, ia merasa sangat lega. Udin pun berkata kata “gila ko istrimu memang bener-bener kaya kucing melahirkan ya, galak abisssss…”, Jokopun hanya tersenyum, ternyata tanpa mereka sadari di sekitar warung banyak anak-anak kecil yang menertawakannya. Joko jadi malu, anak-anak juga mengejeknya “Jokondo kondo, Jokondo kondo, Jokondo kondo…”
Ada ibu-ibu yang dengan tergesa gesa datang menghampiri Joko dan berkata “Jokooooo…….. itu lho istrimu lagi kesakitan, kamu malah di sini ” “lho memangnya kenapa? ” jawab Joko. “Srijeng itu melahirkan.” “haaah melahirkan? Nggak mungkin, baru aja dia dari sini kok….”, “itu, beneran”, jawab ibu-ibu itu. Datanglah satu ibu-ibu lagi dan berkata “Jokooooo…….. itu istrimu melahirkan.” “Jadi beneran, sekarang di mana Srijeng?”, tanya si Joko “ayo kita antar” kata ibu-ibu itu.
Merekapun pergi ke Rumah Sakit tempat Srijeng melahirkan, setelah sampai seorang suster meminta kepada Joko untuk masuk dan menemani istrinya, karena dari tadi Srijeng terus memanggil-manggil nama suaminya. Tanpa lama-lama lagi ia langsung masuk dan menemani Srijeng, pada saat yang benar-benar menegangkan seperti ini, Srijeng memegang tangan si Joko dengan sangat erat.
Alhamdulillah setelah 30 menit Srijeng berusaha keras, akhirnya si jabang bayi pun lahir dengan selamat seperti harapan mereka. Ia lahir tepat pada tanggal 7 April 2001, malam Jum’at Kliwon. Keduanya pun merasa sangat bersyukur atas kelahiran anak kedua mereka.
7 hari kemudian, sang bayi itu diakikahi. Karena bayinya laki laki, ia diberi nama oleh kedua orang tuanya dengan nama “Jokondo kondo saputra”. Nama ini diberikannya tak lain hanya bertujuan untuk mengenang kejadian 7 April yang lalu.
Pada saat si Jokondo berusia16 tahun, ia diceritakan oleh bapaknya tentang asal usul dari namanya itu. Setelah Jokondo mengetahuinya, ia tertawa terbahak-bahak . Akhirnya kondisi merekapun menjadi seperti biasanya dan merasa lebih nyaman atas kehadiran anak keduanya, Jokondo, dan mereka pun hidup bahagia dengan saling mengerti.
Bantul, 2017
*) Penulis Lahir di Klaten dan pegiat Lembah Literasi Mafaza Yogyakarta