Bantul – Merdeka itu rida. Meridai hidup yang damai dan negeri yang permai. Esensi kalimat seperti ini wajib hukumnya kita lestarikan. Demi menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang gemah ripah lohjinawi, tidak dapat dielakkan bahwa setiap lepisan masyarakat melaksanakan upacara kemerdekaan Indonesia yang ke-72. MA. Mafaza termasuk sekolah yang berdomisili di kota pelajar Yogyakarta juga melantunkan proklamasi kemerdekaan, panca sila, menggerek bendera Merah Putih Indonesia dalam upacara dirdagahayu itu.
Di lapangan Mafaza yang masih segar itu, para guru dan siswa Mafaza mendongakkan kepala pada bendera Merah Putih yang berkibar gagah di tiang 5 meter. Upacara yang mengenang masa perjuangan para The Founding Father`s Indonesia, yang mereka tebus dengan darah dan bahkan tidak sedikit dengan nyawa adalah demi membebaskannya dari rantai jajahan Belanda, Jepang, dan sekutunya.
Di penutupan upcara, dilanjutkan dengan pemberian hadiah lomba yang telah dilaksanakan pada 16 Agustus di Mafaza. Tampak wajah mereka merayakan kemengan dari usaha mereka untuk menjadi sang juara. lomba yang diselenggarakan adalah futsal dalam sarung, voli, pidato bahasa Indonesia, makan kerupuk, dan balap karung dengan menggunakan helm.
Selepas upacara dan pemberian hadiah, para siswa dan semua guru yang hadir di perayaan kemerdekaan Indonesia itu kemudian kerja bakti sekitar MA. Mafaza. Siswi-siswa mencabuti rumput dan membersihkan sampah-sampah kecil sepanjang jalan Mafaza sekaligus halamannya yang memang diproyeksikan sebagai lingkungan sehat, adiwiyata. Para guru membersihkan kantor dan halamannya, juga merapikan arsip-srsip sekolah di lemari yang berwarna hijau itu.
Upacara dan kerja bakti pada hari kemerdekaan itu berjalan lencar dengan penuh kenyamanan. Memang tidak ada semacam snack yang tersedia, karena itu hari Kamis yang menjadi habitat puasa Senin-Kamis mereka. Sebagai catatan terakhir, selalu selamat pagi Indonesia dan selamat tinggal yang sia-sia. (MR)