Tradisi dalam merayakan Hari ‘Asyura Hari ‘Asyura, salah satu hari penting dalam kalender Islam yang diperingati umat Muslim di seluruh dunia. Namun, cara orang di berbagai negara dan budaya merayakan Hari ‘Asyura berbeda. Setiap daerah memiliki tradisi dan kebiasaan yang berbeda yang mencerminkan budaya lokal mereka. Artikel ini akan membahas berbagai tradisi dan budaya lokal dalam merayakan Hari ‘Asyura dengan cara yang mudah dipahami.

Sejarah Singkat Hari ‘Asyura
Sangat penting untuk memahami sejarahnya sebelum memasuki tradisi dan budaya lokal. Saat ini, beberapa peristiwa penting terjadi dalam sejarah Islam. Hari ‘Asyura mengingatkan kita pada peristiwa Karbala, di mana pasukan Yazid bin Muawiyah membunuh Imam Husain RA, cucu Nabi Muhammad SAW, dan keselamatan Nabi Musa AS dan Bani Israil dari Firaun. Bagi umat Islam, kedua peristiwa ini memiliki latar belakang sejarah yang kaya dan makna yang mendalam.
Tradisi dan Budaya Lokal di Berbagai Negara
Iran
Tradisi dan Budaya Lokal di Berbagai Negara 1. Di Iran, yang mayoritas penduduknya adalah Syiah, Hari ‘Asyura diperingati dengan sangat khidmat dan penuh emosi. Ta’zieh, drama religius yang menggambarkan peristiwa Karbala, menceritakan kisah pengorbanan Imam Husain RA dan pengikutnya. Selain itu, masyarakat Iran juga melakukan Majlis. Majlis adalah pertemuan di mana orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah tentang kisah Karbala dan menangis untuk berbagi kesedihan Imam Husain RA.
India dan Pakistan
Perayaan Hari “Asyura” sangat unik dan meriah di kedua negara ini. Di kedua negara ini, masyarakat Syiah mengadakan prosesi jalan kaki yang disebut Juloos. Selama prosesi, orang-orang yang mengenakan pakaian hitam berjalan sambil memukul dada mereka sebagai tanda berkabung atas kematian Imam Husain RA. Beberapa orang bahkan melakukan Matam, atau memukul diri mereka sendiri dengan rantai atau benda tajam sebagai bentuk penyesalan dan duka cita yang mendalam. Di beberapa tempat, mereka juga menggelar drama yang menceritakan tragedi Karbala.
Iraq
Peringatan Hari ‘Asyura sangat istimewa di Iraq, terutama di kota Karbala. Ribuan peziarah datang ke Karbala dari berbagai negara untuk mengunjungi makam Imam Husain RA dan mengikuti prosesi berkabung. Salah satu tradisi unik Karbala adalah Zanjir, di mana para peserta memukul punggung mereka dengan rantai untuk mengenang penderitaan Imam Husain RA. Ada juga majlis duka dan pembacaan syair tentang kisah Karbala.
Indonesia

Perayaan Hari “Asyura” di Indonesia memiliki banyak tradisi unik yang menunjukkan kekayaan budaya bangsa. Di beberapa tempat, seperti Padang dan Pariaman di Sumatera Barat, Hari ‘Asyura disebut Tabuik. Tradisi Tabuik adalah upacara besar di mana patung kuda terbang diarak keliling kota sebelum akhirnya dibuang ke laut sebagai tanda pengangkatan Imam Husain RA ke surga. Di Aceh, Hari ‘Asyura juga diperingati dengan memasak makanan khas, seperti bubur ‘Asyura, yang kemudian dibagikan kepada orang-orang.
Yaman
Orang-orang Syiah di Yaman merayakan Hari ‘Asyura dengan mengadakan majlis duka dan jalan kaki. Mereka juga membaca puisi dan syair yang menceritakan kisah Karbala. Memasak makanan khas dan membagikannya kepada orang miskin adalah salah satu tradisi unik Yaman untuk menghormati Imam Husain RA.
Mesir
Muslim Sunni di Mesir menganggap Hari ‘Asyura sebagai hari puasa sunnah. Hari ini, orang Mesir biasanya berpuasa dan mengadakan majlis pengajian untuk mendengarkan cerita tentang Nabi Musa dari Amerika Serikat dan bagaimana dia diselamatkan oleh Firaun. Untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan, mereka juga mengadakan acara keagamaan di masjid-masjid.
Nilai-nilai yang Diambil dari Tradisi Hari ‘Asyura Tradisi lokal
Merayakan Hari ‘Asyura memiliki nilai-nilai moral dan bukan hanya ritual. Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari tradisi perayaan Hari ‘Asyura:
Kesetiaan dan Keberanian
Kisah Karbala mengajarkan kita tentang kesetiaan dan keberanian Imam Husain RA dan pengikutnya. Mereka menunjukkan keberanian yang luar biasa dalam menegakkan kebenaran dan menentang ketidakadilan. Nilai-nilai ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena mereka mengingatkan kita untuk selalu berani membela keadilan dan kebenaran.
Pengorbanan untuk Kemanusiaan
Pengorbanan Imam Husain RA dan pengikutnya di Karbala adalah contoh terbesar dari pengorbanan untuk kemanusiaan. Mereka rela mengorbankan nyawa mereka untuk mempertahankan nilai-nilai yang paling penting. Pentingnya pengorbanan dalam kehidupan, baik untuk keluarga, komunitas, maupun umat manusia secara keseluruhan, diingat oleh tradisi ini.
Rasa Syukur dan Kepedulian Sosial
Tradisi memasak dan membagikan makanan pada Hari “Asyura”, seperti yang dilakukan di Indonesia dan Yaman, mengajarkan kita tentang rasa syukur dan kepedulian sosial. Kita diajarkan untuk bersyukur selalu atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Kita juga diajarkan untuk berhati-hati terhadap orang lain, terutama mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.
Perkuat Persaudaraan dan Solidaritas
Prosesi jalan kaki dan majlis duka yang diadakan di berbagai negara pada Hari ‘Asyura meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas di antara umat Islam. Tradisi ini mengingatkan kita tentang betapa pentingnya mempertahankan persaudaraan dan selalu membantu satu sama lain dalam situasi sulit maupun menyenangkan.
Kesimpulan
Dunia memperingati akhir Hari ‘Asyura, yang merupakan hari yang sangat penting dalam Islam, dengan berbagai tradisi dan budaya lokal. Dari prosesi jalan kaki di Pakistan dan India hingga tradisi Tabuik di Indonesia, setiap tradisi membawa nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam dan menunjukkan kekayaan budaya lokal. Berbagai nilai seperti kesetiaan, keberanian, pengorbanan, rasa syukur, kepedulian sosial, dan solidaritas dapat dipelajari dari peringatan Hari ‘Asyura. Kami berharap semua orang memahami dan menghargai nilai-nilai ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Semoga.
Halo Ayah dan Bunda! Ingin memberikan pendidikan terbaik untuk buah hati tercinta? MA Mafaza adalah pilihan yang tepat klik PBDB Ma Mafaza
Halo teman-teman! Ingin tahu lebih banyak tentang aktivitas seru dan prestasi gemilang di MA Mafaza? Yuk, follow media sosial kami dan jadi bagian dari komunitas yang inspiratif!
Yayasan Al Ishlah, menaungi kedua lembaga yaitu Panti Asuhan Mafaza dan Madrasah Aliyah Mafaza selalu melakukan sinergi dalam melakukan pembinaan, akhlak, pendidikan dan keterampilan bagi anak-anak usia SMA (14-18 Tahun) yang berasal dari berbagai daerah, baik dalam ataupun luar Yogyakarta. Adapun anak-anak ini memiliki latar belakang yang dominan berasal dari kalangan yatim, piatu, dhuafa, dan broken home. Panti Asuhan Mafaza hadir dengan MA Mafaza memfasilitasi beasiswa bagi anak-anak ini untuk melanjutkan pendidikannya dan memperbaiki kondisi mereka, menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya di Lembaga Pendidikan Berbasis Pesantren MA Mafaza Bantul. Beasiswa ini juga sebagai jembatan anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah tapi terkendala biaya.
Dengan satu klik, Anda dapat membantu menyajikan makanan berbuka puasa bagi saudara kita yang membutuhkan. Bergabunglah dengan Mafaza dan berikan donasi Anda sekarang. Klik di bawah ini.
Mari berikan kesempatan bagi anak-anak yang membutuhkan dengan menjadi orang tua asuh. Dukungan Anda akan memberikan pendidikan dan kehidupan yang lebih baik. Klik di bawah ini untuk mendaftar.
Bantu Mafaza menyediakan listrik bagi panti. Setiap donasi Anda akan menerangi masa depan anak-anak di panti. Klik di bawah ini untuk berdonasi sekarang.