Jumat – Dari Yayasan al-Ishlah terpadu Yogayakarta, Ibu Hj. Noor Liesnani Pamella menuturkan: “pendidikan ini untuk menanamkan karakter yang qurani”. Seminar penguatan kurikulum yang dilaksanakan adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MA Mafaza Bantul. Sedangkan Ust. Mukhlis selaku pengurus yayasan menyampaikan: “penguatan kurikulum dan kenaikan kelas, kombinasi antara muatan madrasah dan pesantren yang telah dicanagkan adalah kesatuan lembaga untuk mengembangkan pengajaran”. Dalam seminar tersebut disebutkan, bahwa kenaikan kelas melibatkan pesantren sebagai acuan pendukungnya.
Seminar ini dihadiri oleh pengasuh pesantren Mafaza, waka kurikulum, kesiswaan serta humas, guru, dan karyawan. Selaku kepala madrasah, Muhammad Rifa`i, M. Hum menegaskan, bahwa cita-cita MA. Mafaza adalah siswa mampu hafal Alquran menimal 10 juz, bisa baca kutub turats, memiliki jiwa interpreneurship, juga mampu bersaing di tingkat kabupaten, provinsi sampai nasional. Empat pilar unggulan madrasah, yaitu: tahfidhul quran, qiroatul kutub, interpreneurship dan madrasah adiwiyata.
“Nilai pelajaran madrasah bagus tapi pelajaran kepesantrenan tidak baik maka tetap tidak naik kelas, ataupun sebaliknya. Akhlak santri yang tidak baik maka akan berpengaruh pada kenaikan kelas. MA. Mafaza akan bersaing di tingkat provinsi Yogakarta. Sistem yang kuat akan membantu spirit peserta didik”, imbuh kepala madrasah.
Di antara kriteria kenaikan kelas, dari aspek akademik meliputi: tidak memiliki nilai di bawah KKM pada mapel yang diujikan secara nasional: UN, USBN dan UAMBN. Bagi siswa yang mengambil kosentrasi Tahfidz harus hafal 4 juz/ tahun. Sedangkan bagi siswa yang memilih kosentrasi Qiraatul Qutub harus mampu membaca dan menjelaskan isi dan i’rab dalam kitab yang diajarkan di madrasah. Dari aspek nonakademik, yaitu siswa memiliki akhlak yang baik dan kehadiran minimal 95%.
Sebagai waka kesiswaan, Eko Budianto menyampaikan perlunya penambahan guru hafidhah untuk menyeimbangkan target dan pendampingan yang maksimal. Juga “perlu sinergi antara guru mapel dan guru yang ada di pondok, pendampingan belajar kelompok dan individu perlu ditingkatkan”, tambah Ust. Ruri selaku pengasuh PP. Mafaza. Sebagai wali kelas X putra, Murni Hasbiyati menyampaikan bahwa perlu adanya perhatian langsung terhadap peserta didik. Terutama pendapingan jam belajar malam.
Pada 13 Oktober 2017, seminar penguatan kurikulum dan kenaikan kelas yang dimulai jam 13.00 WIB di MA. Mafaza, kemudian ditutup pada 15.00 WIB dan lalu dilanjutkan dengan salat Asar berjamaah di masjid Mafaza. Seminar tersebut diharapkan dapat menjadi wadah urun rembuk bersama untuk memajukan MA. Mafaza Bantul Yogyakarta. Optimis. Bismillah. (MR)