sajak Mafaza

SAJAK YOGA BAYU N

sajak Mafaza
santrinews.com

 

Insan Sederhana

 

Lepas terbang bersama udara

hilang telan berbaur rindu

harapan yang kubangun

kelak ingin bersamamu

pudar bekas entah ke mana

 

Kubuanglah anak raja

yang hendak menjadi pangeran

hidup indah bersemi cinta

dalam naungan kebahagiaan

 

Kuhanyalah insan sederhana

tak tahu ke mana kubawa hidup

hanya padaMu sandaran jiwa

lelah, letih raga ini

 

Bantul, 5 Maret 2018

 

Kata Itu

 

telah lama tak kita bersua kembali ayah

ku jauh kau pun jauh

dipisahkan daratan dan lautan

kumenilik waktu yang lampau

hendak kukabarkan pada angin

biar dihembuskan ke tengah padang

namun lidahku kelu membisu

atau kautuliskan saja pada daun

biar sinar matahari membinasakanya

tapai tanganku kaku membeku

ayah kapankah masa itu kembali hadir

kala kau nyayinkan lagu penghantar tidurku

saat kau membelai lembut raambutku

lalu kau katakan:

“hidup adalah gerak dan gerak adalah maju berjuang dan naik, jatuh, lalu naik lagi”

ayah ketika `ku telah melangkaah tuk maju hadapi

rintangan kau bisikan kata iyu kembali

hingga berkobarlah semangatku lagi

tak pun surut walau lelah kembali datang merasuk

dalam diri

 

Bantul, 5 Maret 2018

 

Bertanya

 

angin berhembus menggerakkan daun

cahaya mentari membelai jiwa dengan kehangatan

cerah merasuk dalam batin

tak terasa air mata teralirkan

kuserah pasrahkan diriku

melepas belenggu yang menjerat qolbu

hingga nalarku menjalar

lalu timbullah ssebuah pertanyaan

apa hakikat hidup ini?

apakah hanya untuk menggapai sebuah asa

atau hanya ingin menjadi penguasa

ataukah mengabdi kepada sang pemilik jiwa

lantaran Dialah yang kekal di antara semua yang fana?

 

Bantul, 28 Januari 2018

 

*) Penulis lahir di Jogja dan pegiat Lembah Literasi Mafaza Yogyakarta (L2MY)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *