Sajak–Sajak Awalia Novita Lestari
Dengarlah
Melangkah di tepi sungai
menghampar genangan dalam pandang
entah apa yang kurasakan
sekujur tubuh diam membisu
tetes demi tetes kupandangi
gemetar hati dan jiwa bergoyang
di saat kudengar lantunanmu memanggil namaku
oh tidak
tak berdaya jiwa raga ini
saat kucoba menjadi air
berani mengikuti arah
entah…entah apa karena dia
yang bersorak-sorak
yang menggebu-gebu
kucoba untuk tak peduli dengannya
Veteran, 30 Juli 2018
Pelita
Redup….
telah redup bohlam lampu
pelita tak kunjung datang
hanya hembusan kini menyapaku
diterjang badai namun tetap kutunggu
oh…pelita kemarilah
datang di hadapanku
berikanlah aku cahayamu
baiklah akan aku tunggu dirimu
dirimu yang menghampiriku
hanya waktu yang menjadi saksi
Yogyakarta, 29 Juli 2018
Berguncanglah
Ketika mata terbelalak
cahaya pun telah hilang
mereka pun disatukan
genggaman pengeratan
takkan mungkin menghindar
masa di mana telah runtuh
penghujan telah diturunkan
bintang gemintang nan indah dipandang
saatnya datang kepada tanah
tanah?
tanah yang dipenuhi maksiat dan penghinaan
dulu dia diagungkan, dipuja-puja dan disembah
tanah terbelah pada saat itu juga
saat pesan telah tersampaikan
dari jeritan-jeritan langit
nampak cahaya amat benderang
itulah isi bumi
dan pada hari itu juga
segalanya dilenyapkan dalam sekali sentuhan
dan apabila bumi diratakan
demi penyaksian
bergetar tubuh mereka saat menyaksikannya
tertunduk hina mengharap kembali
namun tidak sekali-kali
cemeti sudah hibah
hanya tunggu suara emas berbunyi
Bantul, 01 Agustus 2018
Lembah Literasi Mafaza Yogyakarta (L2MY)